21/10/08

Kedepan ?

Apa yang memotivasi orang untuk menjadi yang terdepan. Banyak! Mungkin salah satunya untuk menjadi kaya dan berkuasa. Yang satunya lagi hanya untuk tenar dan bisa dikenal banyak orang. Bagiku, kunci sukses sebuah kenomor satuan adalah dapat bersahabat dengan waktu. Waktu yang merupakan harta karun tak bertukarkan. Yang hanya menghasilkan dua hal, manfaat atau penyesalan.
Aku sekarang memang masih berjelaga dalam ruang sembab. Yang masih seperti daun ditiup angin. Waktu saat ini bagiku, masih seperti siklus tanpa ada satu campurtangan lebih dariku menorehkan apa-apa. Ya, tidak seekstrim itu, tapi aku rasa apa yang kuperbuat belum banyak berarti buatku apalagi orang lain.
Mengamati tingkah seorang teman, yang amat ambisi menduduki posisi bergengsi di kantor kami. Aku sebenarnya tidak ada niatan untuk itu. Bahkan sang pacar terang terangan berkata padaku “kamu sedang buka front bersaing untuk jadi deputy manager ya?” hmmm, aku hanya tersenyum. Takut salah bicara.
Ingin sekali kutegaskan padanya. Dulu aku memang ambisius, tapi sekarang aku komitemen. Bagiku dulu, perubahan diawali dari kekuasaan mana yang kamu genggam. Bagiku sekarang, perubahan adalah keberanian keluar dari kebiasaan. Dilakukan dengan sangat sederhana. Bahkan hanya memanfaatkan waktu tidak lebih dari setengah jam saja.

Read more...

apa yang memotivasiku untuk berbisnis......

Jauh dari lubuk hati yang paling dalam, aku ingin menguji kejujuranku. Menguliti hasil pikiran dikepalaku. Dan menyampaikannya pada hatiku. Dan inilah dia.
Ingin Lebih baik dari ini :
· Sewaktu lebaran entah tahun berapa, kami sekeluarga datang ke acara halal bil halal trah keluarga mamaku. Aku bersama mama naik motor suzuki A 100 inventaris kantor yang dibeli papa dari lelang, sedangkan papa dan adik naik motor shogun baru pinjam dari mas yok saudara sepupuku,
· Lebaran tahun berkutnya, kami sekeluarga mudik dari jogja ke magelang kembali menggunakan sepeda motor. Kali ini aku dan adik mengendari sepeda motor kawazaki kaze milikku sedangkan papa dan mama mengendarai yamaha jupiter z yang biasa digunakan adik untuk sekolah,
· Saat hari libur kerja, beberapa kali papa datang ke jogja. Kujemput di stasiun tugu dengan sepeda motor. Tampak wajahnya kuyu. Kami sarapan di warung gudeg pinggir jalan, bersama tukang becak dan kuli bangunan. Malamnya papa berbagi kasur dan selimut denganku dikamar kost yang hanya berukuran 3x4 M.
· Mama harus menghabiskan waktunya selama 2 hari satu malam dalam bis, entah berapa halai pakaian dikenakannya untuk menghilangkan rasa dingin. Dan minyak kayuputih diusap keleher dan hidungnya yang mulai pilek. Di terminal, mama harus menuggu beberapa jam sampai aku atau adik menjemput menunggu jam belajar kami usai.
· Adik yang datang jauh dari jogja, menengok kedua orang tuanya yang tinggal dirumah kontrakan yang panas tidak ber AC. Juga ingin menjengukku dirantau. Naik kereta api kelas ekonomi yang lebih mirip kereta tinja. Melintasi rel kereta api yang paling aneh didunia. Yang mana manusia tidak lebih berharga dibandingkan batu bara hitam yang diangkut dari baturaja ke pelabuhan panjang. Entah berapa puluh kali perjalanan kami terhenti, menunggu kereta babaranjang melintas. Dan sesampainya di tujuan, adik harus menikmati kerasnya ubin dan hangatnya kain sarung untuk tidur. Berjalan jalan malam hari karena waktu siang aku harus bekerja.
Memang, Allah memerintahkan kita untuk mensyukuri apa yang telah kita dapatkan. Karena bila kita memandang kebawah, ribuan bahkan jutaan orang lebih menderita. Tapi, jangan lupa bahwa Allah juga memerintahkan kita untuk berusaha. Menggunakan harta karun yang diberikannya berupa waktu untuk selalu lebih baik.

bersahabat dengan waktu berteman dengan uang
Dikeluarga besar kami, siapa yang tidak tau. Papa adalah workholik. Pekerja keras yang mendedikasikan dirinya untuk pekerjaan dan tanggung jawab dipundaknya. Saat ini, posisinya dikantor juga patut diperhitungkan. Tampak jelas dari kegiatan mama setelah melepas kedua anaknya, saat ini sibuk mengelola perkumpulan istri karyawan. Aku mengakui, itu adalah keberhasilan, tapi pengorbanannyapun tidak sedikit. Waktunya tergerus oleh rutinitasnya, peraturan perusahaanya, dan beban tanggung jawabnya. Bangun malam untuk ngecek mesin ATM, pulang malam menunggu setoran kas dari unit-unit yang letaknya jauh, dan masih banyak lagi. Itu semua dilakukannya tidak lebih untuk meningkatkan operasi aljabar pada saldo direkeningnya. Agar supaya saldo rekeningnya bertambah setiap tanggal 25 tiap bulannya. Agar supaya pengurangan beberapa biaya tidak membuat devisit anggaran yang lain, dan agar bulan ini dia dapat melakukan cicilan ONH nya.
Aku ingin sedikit akrab dengan waktu, mengenalnya dan berjalan bersamanya. Menikmati waktu bersama mama, mengantarkannya berkeliling pasar bringharjo, mengangkatkan belanjaannya, makan bersamanya, serta mengunjungi tempat-tempat yang indah. Aku ingin bersahabat dengan waktu, berdua dengan adik, bercerita kepadanya tentang banyak hal, mengantar dan menjemputnya sekolah. Mengajarkannya pengalaman pengamalan mensiasati perkuliahan. Dan aku ingin mengatakan kepada papa, ”nikmatilah harta karun yang sebenarnya ini pa” sambil tersenyum dan memeluknya.
Aku ingin uang bukan menjadi dewa atau pembantu untukku. Melainkan teman baik yang ada saat aku butuhkan. Aku ingin, keberadaanya tak memberikan jarak antara aku dengan orang-orang yang kusayangi. Dan aku ingin kehadirannya seperti air ditengah dahaga bagi mereka yang membutuhkannya.
Lebih dihargai keberadaanku
Aku, adalah manusia juga. Bukan kerbau atau babi. Namun tidak sedikit perlakuan orang yang seakan menggapku demikian. Padangan mata mereka, gaya bicara mereka, senyum mereka yang serba meninggikan diri dan merendahkanku. Dan aku benci, karena keadaan memaksaku untuk bersandirwara dengan harapan beberapa rupiah yang mereka punya.
Aku ingin, dikesepatan hidupku yang sekali ini saja. bisa sedikit menghasilkan manfaat yang jujur apa adanya, menyenangkan tanpa berhadap kembalinya, dan tidak membuat orang-orang disekitarku terancam dan tidak nyaman ada didekatku.
Meskipun keinginan untuk terpandang, dihormati orang ada dalam benakku. Aku anggap itu sebagai satu kewajaran sifat manusiawi yang kupunya. Dan tidak akan kubesarkan melebihi porsi yang sewajarnya. Karena itu semua tak lama. Sangat sebentar dibandingkan usia padi tumbuh sekalipun.
Mengabdi pada perintah Allah
Diwaktu senggangku, pernah ku buat resensi kecil sederhana mengenai isi kandungan dalam tiap ayat Al-Quran. Ku maknai sejauh pengertianku, kutulis sejauh opiniku mengalir. Hingga sampai surat keberapa aku lupa, tapi inilah beberapa hasil yang menjadi kesimpulanku soal panduan berbisnis dalam Al-Quran.
· Tidak disebutkan apakah kita/manusia harus bekerja (dalam satu wadah) atau berusaha (berdagangan sendiri), meski dalam hadis ada yang menyebutkan, sembilan dari sepuluh jalur rezeki yang Allah berikan ada dari perdagangan,
· Baik bekerja maupun berusaha, harus di artikan sebagai satu ibadah kepada Allah. Tidak ada harapan kecuali hanya kepada-Nya. Materi, Karier, dan keuntungan lain adalah bonus yang diberikan-Nya.
· Al-Quran banyak menuntun kita/manusia untuk menggunakan harta yang kita miliki untuk jalan Allah. Secara hati hati dan sangat terperinci, Quran menjelaskan bagaimana pengelolaan zakat karena memang merupakan hak orang lain yang dititipkan kepada kita.
Simpulan itu menuntunku pada satu jalan yang harus kuambil. Mau usaha sendiri atau bekerja untuk orang lain seperti yang sedang kulakukan saat ini.

Read more...

forum Pal-MeRaH

  © Blogger template Newspaper III by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP